1 minggu berlalu, engkau masih saja menjadi sosok yang aku rindukan.
Entah mengapa rasanya aneh saja,
Seseorang yang dulunya adalah orang lain sekarang malah menjadi seseorang yang sangat berarti untuk aku fikirkan.

Teruslah bahagia disana,
Hingga sekarang, aku masih bingung tentang dari mana asalnya rindu ini, kita semua tidak pernah ada yang tahu, yang jelas memendam sebuah rindu kepada seseorang yang tak merindukan balik adalah sesuatu yang mungkin akan membuat kita tersiksa karena sakit yang terus menghujam setiap harinya.

Merindukan seseorang yang tidak merindukan kita balik mungkin adalah salah satu rindu terberat yang pernah kualami saat ini, ketidak pastian perasaan yang juga tidak tersampaikan meski melalui tatap mata, namun hanya bisa terbesit melalui sebuah doa dan melalui surat ini.

Rindu . . .
Kadang dia bisa menjadi penghubung yang kelak akan menumbuhkan benih bahagia, namun di sisi lain dia juga bisa menjadi pemisah diantara keduanya dan membuat keduanya tersakiti di masing-masing perasaannya. yang jelas untuk saat ini,
Teruntuk kamu senja, Selamat karena kamu telah berhasil membuatku rindu dalam setiap diam dan doaku :)

Pagi ini ada beberapa sendu yang menyiksaku, salah satunya adalah lagu yang mengingatkan tentang kehadiranmu dulu.
Namun entah kenapa lagu itu terus aku ulang bukan karena aku ingin terus mengingatmu, namun lebih kearah menyadarkan diri dari sesuatu yang tak kunjung pasti saat ini.
.
Kau adalah puisi hati
Di kala rindu tak bertepi
Ku ingin kau ada saat ku membuka mata
Hinggaku menutupnya kembali

Kau sirnakan kabut kelabu
Di savana pencarianku
Bagai embun pagi kau
Lepaskan dahaga kemarau hati

Begitulah lirik lagu yang tertulis yang dinyanyikan oleh Adera.
Kenapa aku penggal liriknya?
Karena 2 bait lirik diatas adalah apa yang saat ini aku rasakan ke kamu senja :)

Mungkin rindu ini sangat menyiksa bagiku, namun disini aku terus bertahan menanti segalanya dari sekian kemungkinan agar kamu bisa sekali saja melihat aku disini yang berjuang untuk kebahagiaanmu untuk kedepannya.

Benar-benar tidak terasa sudah hari ke 6 aku terus menuliskan surat untukmu,
aku tahu, aku masihlah seseorang yang terus mengagumimu di dalam diamku.
aku terus berdoa agar suatu hari nanti surat balasanmu datang untukku.

Namun mungkin itu hanya harap belaka,
Kamu yang sekarang sudah tidak mungkin mengingat siapa aku lagi,
Aku yang mungkin pernah ada berada di hatimu mungkin sudah hilang untuk selamanya sekarang.

Oh iya, kata orang aku ini tidak bisa move on loh hehe
Namun nyatanya bukan, aku hanya terus memperjuangkan apa yang hatiku kagumi. Mungkin terlihat bodoh bagi orang lain namun bukankah untuk mengetahui kita jatuh cinta atau hanya penasaran perlu kata bodoh dulu untuk mengetahuinya. Dan sekarang aku mungkin harus menjadi seseorang yang bodoh dahulu untuk aku tahu apakah aku benar mencintaimu atau perasaan ini hanya sebatas penasaran dengan kamu.

Tenang senja :)
Aku tidak akan memaksamu untuk jatuh cinta kepadaku, aku tidak akan memaksakan hati yang tidak tahu apa-apa mengenai perasaan untuk jatuh cinta secara terpaksa. Yang bisa kau lakukan hanyalah terus bersamanya dan bahagialah kamu disana, karena apapun kebahagiaanmu aku akna turut terus mendoakannya untukmu.

Hari ke 5 ya ternyata sudah :)
.
Hai senja, kini aku kembali menyapa kabarmu untuk ke sekian kalinya.
Apa kabar kamu disana? apakah kamu sehat saja?

aku rasa kamu tetap sehat sepertinya.
Malam tadi aku merasa adalah malam yang sangat menyakitkan bagiku, dimana pada malam tadi aku melihat engkau duduk berdua disebuah cafe sambil meminum kopi dan bercanda tawa berdua.
aku lihat ternyata kamu bahagia ya bersamanya hehe

aku juga turut bahagia kok melihat kamu bisa tertawa selepas itu sekarang meski tidak bersamaku lagi. aku mencoba untuk melupakan namun aku tersakiti. Semakin aku ingin melupakan kejadian itu semakin sesak rasanya di dada.

Senja,
Bahagialah selalu karena bahagiamu juga sebagian dari doa kecilku untukmu hari ini dan untuk nanti.

Senja,
kamu tahu?
Sejak memilihmu aku belajar untuk percaya padamu. Meski terkadang banyak hal yang mencoba membuat ku ragu.
Namun pada akhirnya aku paham, aku sudah menempatkanmu menjadi orang terpenting dalam hidupku.
Seseorang yang dengan sungguh-sungguh kucintai.
Seseorang yang kupaham tak sempurna, namun selalu berusaha memperbaiki diri.
Itulah yang membuatku mencintaimu senja.

Aku percaya, dalam hati terdalammu kamu adalah orang yang mengerti bagaimana mencintai. Kamulah yang ingin kujadikan rumah bagi semua pulangku. Hal itu yang membuat aku bisa bertahan sejauh ini. Namun waktu tidak pernah bisa kita tebak bagaimana jadinya. Terkadang perasaan diuji oleh beberapa hal yang tak pernah terbayangkan.

Tak mengapa jika tiba-tiba kamu meragukanku. Jika tiba-tiba kamu merasa aku bukanlah yang terbaik untukmu. Aku mengerti, banyak hal yang tak pernah bisa kubuat pasti. Yang aku tahu, aku hanya mampu berusaha sekuat kuatnya aku dan semampunya hatiku berusaha.

Namun,
kini engkau tlah bersamanya, melupakan aku yang berjuang sendiri hingga saat ini.
memang benar kata orang bahwa sesuatu yang bukan milik kita tidak pantas unutk diperjuangkan mati-matian sendirian namun pada akhirnya kita akan tersakiti oleh pilihan tersebut

Senja
Kita memang sekarang sudah dekat,
Namun aku tak akan nekat untuk menyapamu lebih dulu.
Tidak . .
Tidak ada keberanian yang aku miliki untuk saat ini.

Sudah hari ketiga kau di sana bersama orang pilihanmu itu, aku hanya bisa menghela nafas melihatmu sedang bahagia bersama dia yang munkin akan selalu hadir menemanimu disana, entah kenapa aku selalu merindukanmu disini walaupun kutahu merindukan orang yang sudah di miliki orang lain itu merupakan sesuatu yang sulit untuk dipertahankan namun aku tetap disini berdiri sampai akhirnya kau menyadari ada aku disini :)

Hari demi hari aku merasakan bahwa rasa ini semakin menjadi. Nafsuku ingin mengenalmu lebih dalam kian kuat. Terkadang, melihatmu dari kejauhan saja, itu sudah sangat cukup bagiku. Memerhatikan tawamu, senyummu, walau sebenarnya hatikecilku ingin sekali merasakan itu semua. Merasakan bagaimana rasanya dilempar senyuman darimu, sapaan darimu. Aku senang melihatmu. Caramu berjalan, caramu berbicara, dan caramu berbaur dengan satu sama lain. Aku sering menanyakan kamu melalui teman-temanmu tanpa kamu ketahui.

Aku merenung. Bertanya pada diriku apa yang sebenarnya terjadi. Entah kagum, atau memang benar sayang. Aku tidak mengerti. Aku benar-benar tidak bisa menggambarkan dengan apa yang ku rasakan sekarang ini.

Terkadang, saat kita menyukai seseorang, saat kita mulai ingin mengenalnya lebih dalam, kita hanya bisa menunduk. Menunggu, dan terdiam. Menikmati hari demi hari yang terkadang membuat dada ini semakin dibuat sesak olehnya. “Menunggu”. Ya, begitupun aku. Terlahir untuk menjadi orang yang selalu menunggu. Ingin memulai, namun rasanya aku malu.