Minggu kemaren ada temen kelas gue dulu waktu SMA yang nikah, Alhamdulillah. Allah
telah menggenapkan separuh agama mereka. Lantas beberapa hari ini, lagi marak
pertanyaan “kapan nikah ***?”, “kapan nyusul ?”, dan kapan - kapan
lainnya yang berbeda tapi sejenis. baik di waktu kumpul ataupun di grup chat.
Dan sampai ada teman yang ganti
DP BBM yang intinya : “jangan nodai waktu berkumpul dengan teman dengan
pertanyaan kapan nikah ?, jagalah perasaan saudaramu.” thats right, aku setuju.
Aku enggak ditanyain sih, hanya
saja kerap mendengar dan melihat tulisan itu membuatku ingin mengeluarkan isi
fikiran. Memang itu pertanyaan sederhana, hanya saja di usia kita yang memang
sudah waktunya, dan di maraknya slogan “nikah muda” dan bertebarannya foto
nikah dan status mesra di media mana - mana. Dan berbagai case lainnya. yang
semua itu tak jarang mengusik para jomblo (an/wati). Ada yang terganggu, tiba -
tiba galau, tiba - tiba pengen nikah, dan rentetan tiba - tiba lainnya.
Saya sendiri lebih memilih menghindari,
jujur saya takut galau. Terlebih saya orangnya susah move on, daripada galau ga
ketulungan sampe guling - guling di jalan (ah lebai) mending saya menghindar,
al hasil salah satu medsos juaaraaang saya buka. Di grup chat sendiri kalau sudah bahas masalah nikah
saya jadi Silent Reader aja. Mungkin dengan begini lebih tenang, senyum - senyum dari
balik layar, ga usah muncul daripada sekali keluar langsung jadi sasaran.. duh
GR nya sayaa.
Dan maka dari itu, siapapun saling tolonglah saudaramu untuk
bisa menjaga perasaannya. Terlebih yang memang dia belum ada calon, belum
dikasih tahu sama Allah siapa jodohnya. Nikah itu emang mudah, ke KUA gratis
katanya. Tapi nikah bukan sekedar ijab kabul saja, ada perjanjian berat yang
menyertainya. Ada tanggung jawab besar yang mesti dipikul setelahnya. Kata
seorang teman :
“Nikah itu perkara mudah tapi bukan perkara yang sepele.”
- Zakky
Nice Quote Zak, saya setuju. Semuanya perlu persiapan besar dari
banyak segi.
Yuuk, saling jaga perasaan teman kita. Mengamankan perasaan
saudara kita dari hal - hal yang menjurus pada kegalauan misalnya. Daripada
sering - sering bertanya “kapan nikah?” ke teman - teman kita, lebih baik
kita sering - sering mendoakan agar teman - teman kita segera dipertemukan
dengan jodohnya. Dimudahkan untuk menikah bagi yang ingin segera nikah.
Dilancarkan persiapannya bagi yang tengah mempersiapkan pernikahan. Dan do’a -
do’a baik lainnya. Yakin, tak ada yang salah jika kita mendo’akan saudara -
saudara kita. Itu sebuah kebaikan :)