Hingga detik ini, aku tidak pernah berhenti mendoakan kedatanganmu (walau doa itu belum terjawab). Aku tidak mempermasalahkan; apakah kau lebih tua, lebih muda, atau sebaya denganku, apakah kau tinggi atau pendek, tidak juga kupikir; apakah pendidikanmu jauh melampauiku atau tidak, apakah kau menarik atau biasa saja, apakah kau mapan atau sedang berupaya menuju ke sana. Aku cuma ingin nanti kau menjadi teman hidupku;...
Maaf jika aku terkesan mengabaikanmu. Aku hanya tidak ingin kamu terluka sebab patah hatiku yang belum mampu kuselesaikan dengannya. Maaf, aku belum mampu mencintaimu seperti inginmu. Aku masih ingin menenangkan hati sebab luka yang terasa teramat pilu. Aku hanya seseorang yang tidak mudah menukar orang yang pernah ada di hidupku. Aku butuh waktu, pelan-pelanlah mengenalku. Hatiku masih menetap bersamanya. Sejujurnya cintaku padanya belum juga padam. Aku...
Sejak memilihmu aku belajar untuk percaya. Meski banyak hal terkadang mencoba membuat ragu. Namun aku paham, aku sudah menempatkanmu menjadi orang terpenting dalam hidupku. Seseorang yang dengan sungguh-sungguh kucintai. Seseorang yang kupaham tak sempurna, namun selalu berusaha memperbaiki diri. Itulah yang membuatku mencintaimu. Aku percaya, dalam hati terdalammu kamu adalah orang yang mengerti bagaimana mencintai. Kamulah yang ingin kujadikan rumah bagi semua pulangku....